|
YAYASAN LENTERA MENJANGKAU NEGERI |
|
Apr 2021 |
SPECIAL UPDATE - BENCANA NTT - Kita bersama Mereka | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Busalangga, Rote Ndao | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Kanelu, Wewewa - Sumba Barat Daya | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Bokai, Rote Ndao | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Temu, Sumba Timur | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Kel. Kambajawa, Waingapu - Sumba Timur | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Mboka, Kanatang | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Lai Pandak, Wula Waijelu | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Mauliru, Kambera | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Wangga, Kambera | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Panti Asuhan Prailiu, Kambaniru, Waingapu | Apr 2021 |
BENCANA NTT - PAUD Alethelia, Desa Busalangga, Rote Ndao | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan Sembako untuk Desa Kakaha | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan obat-obatan, selimut dan baju | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan Tikar dan Selimut Desa Mauliru | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan Pakaian Desa Mauliru, Kambera | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan Sembako Desa Lai Pandak | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Desa Tanah Putih, Kupang Timur | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Perbaikan Desa Temu, Kel. Kanatang | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Bantuan Sembako Desa Mauliru, Kambera | Apr 2021 |
BENCANA NTT - Perbaikan Perbaikan Sekolah Tongkat Harun, Desa Busalangga | Dec 2020 |
Natal di desa Ripu & desa Napu, Sumba Timur | Dec 2020 |
Natal di PAUD BOC, Waingapu, Sumba Timur | Oct 2020 |
Video Pelayanan kami selama pandemi ini | Jun 2020 |
Pelayanan kami selama pandemi ini | Nov 2019 |
SMP Sumba Barat Daya | May 2019 |
Panti Abdi Pusaka Indonesia di Nias | Dec 2018 |
Perkembangan di akhir tahun 2018 | Aug 2018 |
Bencana Palu & Donggala | Jul 2018 |
Bencana Lombok, Nusa Tenggara Barat |
|
Kegiatan Panti Abdi Pusaka Indonesia
Terlampir kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Bapak Agus di Panti "Abdi Pusaka Indonesia"
Hari Pertama: Pelatihan teori bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Hari Kedua: Pelatihan teori dan praktek bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Hari Ketiga: Pelatihan praktek bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Bahan yang digunakan adalah kotoran hewan, serbuk kayu, sekam, campuran mikroba yang dibuat di hari ke-2 dan pupuk organik yang kami kirim dari tempat Pak Agus di kota Malang.
Semua itu diaduk rata dan disimpan dalam karung selama 1 minggu atau lebih agar siap digunakan sebagai pupuk organik.
Selama 4 hari disana, kami juga berkesempatan mengenal bagaimana awal kehidupan dari beberapa anak-anak yang diurus sejak kecil ini.
Ada yang dibuang oleh orang tuanya, ada pula yang tinggal dengan kakeknya lalu diserahkan ke panti ini dan beberapa hari kemudian sang kakek dipanggil Sang Pencipta.
Ada yang dibuang dan dijual sejak bayi di pasar seperti layaknya seikat sayur atau seekor binatang dan ada juga yang hampir meninggal karena kekurangan gizi.
Kasihani, demikianlah nama anak yang berkekurangan gizi ini. Sejak usia 2 tahun sudah diserahkan ke panti oleh orang tuanya dengan kondisi yang sudah hampir meninggal.
Pemberian nama "Kasihani" oleh orang tuanya karena kondisi mereka yang begitu miskin, dengan harapan agar anak mereka dikasihani oleh orang lain.
Sejak diasuh oleh sepasang suami istri ini, akhirnya anak ini meminta kepada ibunya untuk mengganti namanya menjadi "Murahati".
Berkat pertolongan Yang Maha Kuasa, Murahati tumbuh dan sekarang sudah menginjak kelas 1 SMP meski tubuhnya termasuk yang paling kecil diantara teman sekelasnya seperti yang dapat dilihat di foto di bawah ini.
Ada juga beberapa dari anak-anak ini yang sudah kelas 1 SMP namun tumbuh kerdil (stunting) karena kekurangan gizi saat lahir.
Salah satu keinginan mereka saat kami tanya adalah agar mereka bisa tumbuh lebih tinggi lagi paling tidak seperti teman-teman seusia mereka.
Ada beberapa dari mereka yang memiliki cita-cita menjadi dokter, perawat dan guru diluar cita-cita lainnya. Saat kami tanya kenapa, jawaban mereka adalah agar mereka bisa membantu orang-orang di pedesaan.
Cita-cita yang mulia. Kami percaya pada saatnya nanti, mereka akan menjadi seperti yang mereka inginkan.
Sekilas cerita kehidupan anak-anak panti di pulau Nias ini, yang tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan yang kita dan anak-anak di kota besar dapatkan namun mengajarkan dan membuat saya sadar bahwa banyak hal yang seharusnya dapat kita lakukan untuk generasi muda di negara Indonesia tercinta ini.
Masih banyak yang tidak dapat kami ceritakan dalam laporan ini, namun mudah-mudahan ada sedikit gambaran tentang apa yang kami kerjakan dan bagaimana kondisi di lapangan.
Saya pribadi sangat diberkati karena berkesempatan untuk bisa datang, melihat dan berinteraksi langsung dengan anak-anak yang luar biasa sopan dan pintar ini.
Semoga di lain kesempatan kita dapat melakukannya bersama-sama.
Demikian sekilas kegiatan dan laporan perjalanan kami semoga menjadi berkat.
Terima kasih atas bantuan yang telah diberikan teman2 selama ini yang memungkinkan semua ini dapat terjadi. Tuhan memberkati.
|
Salam Sejahtera, Yayasan Lentera Menjangkau Negeri 15 May 2019
Kegiatan Panti Abdi Pusaka Indonesia
Terlampir kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Bapak Agus di Panti "Abdi Pusaka Indonesia"
Hari Pertama: Pelatihan teori bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Hari Kedua: Pelatihan teori dan praktek bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Hari Ketiga: Pelatihan praktek bersama kelompok tani dan anak-anak Panti
Bahan yang digunakan adalah kotoran hewan, serbuk kayu, sekam, campuran mikroba yang dibuat di hari ke-2 dan pupuk organik yang kami kirim dari tempat Pak Agus di kota Malang.
Semua itu diaduk rata dan disimpan dalam karung selama 1 minggu atau lebih agar siap digunakan sebagai pupuk organik.
Selama 4 hari disana, kami juga berkesempatan mengenal bagaimana awal kehidupan dari beberapa anak-anak yang diurus sejak kecil ini.
Ada yang dibuang oleh orang tuanya, ada pula yang tinggal dengan kakeknya lalu diserahkan ke panti ini dan beberapa hari kemudian sang kakek dipanggil Sang Pencipta.
Ada yang dibuang dan dijual sejak bayi di pasar seperti layaknya seikat sayur atau seekor binatang dan ada juga yang hampir meninggal karena kekurangan gizi.
Kasihani, demikianlah nama anak yang berkekurangan gizi ini. Sejak usia 2 tahun sudah diserahkan ke panti oleh orang tuanya dengan kondisi yang sudah hampir meninggal.
Pemberian nama "Kasihani" oleh orang tuanya karena kondisi mereka yang begitu miskin, dengan harapan agar anak mereka dikasihani oleh orang lain.
Sejak diasuh oleh sepasang suami istri ini, akhirnya anak ini meminta kepada ibunya untuk mengganti namanya menjadi "Murahati".
Berkat pertolongan Yang Maha Kuasa, Murahati tumbuh dan sekarang sudah menginjak kelas 1 SMP meski tubuhnya termasuk yang paling kecil diantara teman sekelasnya seperti yang dapat dilihat di foto di bawah ini.
Ada juga beberapa dari anak-anak ini yang sudah kelas 1 SMP namun tumbuh kerdil (stunting) karena kekurangan gizi saat lahir.
Salah satu keinginan mereka saat kami tanya adalah agar mereka bisa tumbuh lebih tinggi lagi paling tidak seperti teman-teman seusia mereka.
Ada beberapa dari mereka yang memiliki cita-cita menjadi dokter, perawat dan guru diluar cita-cita lainnya. Saat kami tanya kenapa, jawaban mereka adalah agar mereka bisa membantu orang-orang di pedesaan.
Cita-cita yang mulia. Kami percaya pada saatnya nanti, mereka akan menjadi seperti yang mereka inginkan.
Sekilas cerita kehidupan anak-anak panti di pulau Nias ini, yang tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan yang kita dan anak-anak di kota besar dapatkan namun mengajarkan dan membuat saya sadar bahwa banyak hal yang seharusnya dapat kita lakukan untuk generasi muda di negara Indonesia tercinta ini.
Masih banyak yang tidak dapat kami ceritakan dalam laporan ini, namun mudah-mudahan ada sedikit gambaran tentang apa yang kami kerjakan dan bagaimana kondisi di lapangan.
Saya pribadi sangat diberkati karena berkesempatan untuk bisa datang, melihat dan berinteraksi langsung dengan anak-anak yang luar biasa sopan dan pintar ini.
Semoga di lain kesempatan kita dapat melakukannya bersama-sama.
Demikian sekilas kegiatan dan laporan perjalanan kami semoga menjadi berkat.
Terima kasih atas bantuan yang telah diberikan teman2 selama ini yang memungkinkan semua ini dapat terjadi. Tuhan memberkati.
|
Salam Sejahtera, Yayasan Lentera Menjangkau Negeri 15 May 2019
|